26 Januari 2013

Perkembangan Program PRB Bukul

 

Selama bulan Oktober–Desember 2012, Tim Posko Madiun melakukan kegiatan  Pemberdayaan Kesiapsiagaan Warga Di Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor, Dusun Bukul, Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Fokus pendampingan pada Pelatihan tanggap darurat dan kesiapsiagaan serta pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat. Selain itu juga ada awalan pembicaraan tentang revitalisasi sarana berupa kegiatan penanaman pohon dan perencanaan pipanisasi dari sumber air ke rumah warga.

Secara keseluruhan, telah diupayakan kegiatan sesuai dengan jadwal ialah pertemuan persiapan Karina Surabaya dengan Tim Karina Posko, pertemuan Tim Karina Posko Madiun dengan warga. Kegiatan selama 3 bulan pertama ini meliputi kegiatan Pelatihan tanggap darurat dan kesiapsiagaan warga serta Pelatihan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat. Adapun detil kegiatannya ialah: Proses pembentukan organisasi masyarakat dihadiri Ibu Kepala Dusun, Ketua RT 3 serta tokoh masyarakat. Acara diawali dengan paparan Proposal dilanjutkan dengan sarasehan pentingnya membuat organisasi masyarakat dan diakhiri dengan Pembentukan organisasi masyarakat Dusun Bukul bernama Paguyuban Karya Mandiri yang diketuai Bp. L. Kamsari.
 
Kegiatan selanjutnya berturut-turut ialah Kajian Tanggap Darurat, Peringatan Dini pada bulan November dan Peta Rawan Bencana dan Tempat Aman pada bulan Desember. Pada kegiatan Kajian Tanggap Darurat dan Peringatan Dini ditemukan kearifan lokal mengenai tanda-tanda alam sebelum terjadi  tanah longsor. Sebagai bentuk kesiapsiagaan, warga kelak akan melakukan koordinasi dengan pengurus paguyuban dalam hal ini seksi kebencanaan. Selain itu, disepakati alat komunikasi darurat yang akan diteruskan dengan pembuatan kentongan, tata cara membunyikan kentongan dan hasilnya akan diinformasikan ke warga.

Dalam kegiatan Peta Rawan Bencana, peserta diajak membuat data: lokasi rumah penduduk, jumlah penduduk, keberadaan kelompok rentan, daerah rawan longsor dan letak fasilitas umum. Selain itu ditambahkan lokasi tempat aman untuk pengungsi dan jalur evakuasi. Sebagai awal Mitigasi, dipilih warga dari 7 RT yang dilatih menjadi regu penolong. Mereka akan menjadi pionir saat situasi darurat terjadi. Mereka diperkenalkan dengan materi Pertolongan pertama gawat darurat, Kajian cepat, Koordinasi dan Logistik serta Simulasi merespon bencana mengacu pada Peta Rawan Bencana.

Pada kegiatan Mitigasi, ada rancangan kegiatan ialah: Advokasi kepada kepala desa, Sosialisasi peta rawan bencana, Sosialisasi jalur evakuasi serta obrolan usul, saran dan masalah internal paguyuban. Dalam perencanaan Advokasi hadir Kades Bp. Budi, pengurus Paguyuban diwakili Bp. Kamsari dan Bp. Yaidjo serta Tim Karina Posko Madiun. Beberapa hal yang dibahas ialah penjelasan latar belakang, tujuan dan kegiatan. Beliau senang karena ada yang membantu tugas beliau sebagai pamong masyarakat dan berharap terjadi pula di dusun lain. Tim Karina Posko Madiun menginformasikan kegiatan belajar kesiapsiagaan dan tanggap darurat warga selama mengikuti pelatihan. Kades menginformasikan ada bantuan bibit Jabon. Juga bantuan alat biogas dari Belanda. Kades mendapatkan materi pelatihan, gambar peta wilayah dan pamflet bahan sosialisasi. Kades berharap ada program Karina yang lain yang dapat digunakan untuk memajukan masyarakat Wates khususnya dalam peningkatan kapasitas perekonomian dan lingkungan hidup. Beliau mengucapkan terima kasih karena Karina membawa perubahan pada pola hidup masyarakat.

Selanjutnya Tim Karina Posko Madiun menindaklanjuti rencana sosialisasi Peta rawan bencana. Kegiatan ini akan dilakukan dengan pendekatan informal, mengundang beberapa pengurus seksi terkait antara lain: Bp. Kamsari, Bp. Jarno, Bp. Yaijo, Bp. Yatno dan Bp. Edi. Dalam kegiatan persiapan Sosialisasi peta rawan bencana, pengurus Paguyuban mencermati 3 gambar peta yang berisi data posisi rumah penduduk, keberadaan kelompok rentan dan letak tempat pengungsian, jalur evakuasi dan titik berkumpul pengungsi. Selain itu dari 3 gambar peta yang sudah diproses dengan corel-draw ditambahkan letak sumber-sumber air yang akan dimanfaatkan warga. Hasil revisi akan disempurnakan sehingga bisa dicetak  menjadi spanduk sebagai informasi kewaspadaan terhadap ancaman tanah longsor.

Bersamaan dengan itu ada sosialisasi rambu Jalur evakuasi yang mengacu pada 3 peta rawan bencana di Dusun Jati, Petung dan Bukul. Paket rambu terdiri dari 1 unit papan plat besi berstiker bertuliskan Titik kumpul pengungsi, 4 unit papan plat besi berstiker bertuliskan Jalur evakuasi. Semua telah ditempelkan di poskamling di Bukul bersama pemasangan 3 paket rambu jalur evakuasi.

Dalam pertemuan lanjutan, masih terbuka kesempatan masyarakat memperbaiki data yang terpasang kepada pengurus Paguyuban untuk direvisi. Dari obrolan warga RT 3 mereka akan membuat poskamling di dusun yang tidak ada poskamplingnya, meskipun pembicaraan tersebut belum final. Tim Karina Posko Madiun mendorong agar pembangunan bisa dilaksanakan swadaya. Hal ini sangat menggembirakan karena warga memahami perlunya poskamling sebagai sarana siaga bencana dan media informasi.

Tim Karina Posko Madiun didukung oleh Karina Keuskupan Surabaya yang dikoordinasi Bp. Marcus Hariastono memang memiliki kompetensi dan waktu melakukan pendampingan bagi organisasi masyarakat. Hal ini karena beberapa anggota Posko Madiun pernah terlibat, memiliki dan menguasai materi dalam kegiatan Pengurangan Resiko Bencana di Dusun Bayeman dan Kasreman serta terlibat dalam kegiatan tanggap darurat di Dusun Bukul saat terjadi bencana.

Berkenaan dengan rencana revitalisasi sarana air bersih, telah diusahakan informasi awal tentang jarak sumber air ke pemukiman warga. Lokasi tersebut ada di 3 tempat di wilayah Desa Wates, dengan perincian jarak sebagai berikut: daerah Petung ke sumber air sekitar 1 Km, daerah Bukul ke sumber air sekitar 2 Km dan daerah Konang, Gunung Payung ke sumber air sekitar 3 Km. Informasi ini didapat dari warga di lokasi tersebut ialah, Ibu Lasmini (Sesepuh Dusun Bukul) dan Bp. Yatno (tokoh masyarakat). Selanjutnya akan ada diskusi dan perencanaan untuk menindaklajuti rencana tersebut. (HAN/ALW).