Selama
ini, Karina Posko Pare telah melakukan serangkaian kegiatan mulai mendampingi
dan mengajak warga menyadari bahwa situasi desa mereka yang rawan bencana.
Situasi itu memerlukan kesiapsiagaan dari warga. Sampai akhirnya kelompok
menyepakati terbentuknya wadah bagi warga yang peduli akan bencana. Mereka yang
tergabung dalam organisasi masyarakat, telah mendapatkan
aneka pembekalan, seperti: Pelatihan Pertolongan pertama gawat darurat, mendirikan posko,
membuat kajian pemetaan, membuat dapur umum, membuat alat peringatan dini, pengenalan
kooordinasi posko, koordinasi dengan jejaring Pos Pantau
Gunung Kelud dan Dinas Sosial serta melakukan simulasi tanggap darurat bencana.
Dengan dukungan kapasitas tersebut, mereka
pun menentukan pengurus dan anggota yang akan berkoordinasi jika terjadi
bencana. Selanjutnya mereka akan menularkan kemampuan dalam penanggulangan
bencana kepada masyarakat sekitar. Untuk menjaga ketahanan komunitas diperlukan
kegiatan lain, yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Kegiatan
penanaman pohon atau penghijauan merupakan bentuk yang tepat dan memungkinkan warga tetap saling berkomunikasi, juga dalam hal kebencanaan. Sesuai usulan, kegiatan yang dirancang ialah pemeliharaan alam lingkungan
sekitar, yang memberi hasil ekologis dan ekonomis.
Dalam
penjelasan, masyarakat di Dusun Sumbersuko merumuskan penerima manfaat dari
kegiatan ini terbagi dalam 2 kelompok, yakni Organisasi Masyarakat Relawan Kelud ialah 50 orang yang terdiri dari
15 orang anggota organisasi masyarakat dan 35 orang warga simpatisan. Bagi Ketua kelompok, Bp.
Subur, mewakili warga, kegiatan menanam jahe, selain untuk menjaga
semangat dan kesiapsiagaan warga
juga sebagai pra program meningkatkan
kapasitas ekonomi. Dari Dusun Kapasan, Bp Nurcholis selaku Ketua kelompok yang didukung Kepala Dusun Ibu Mulyani, memberi
alasan bahwa kegiatan tersebut mempertahankan kesadaran akan bencana yang sudah berjalan. Harapannya masyarakat
tetap menjalin hubungan yang saling menguntungkan melalui usaha bersama, dengan
sistem bagi hasil. Selain itu, memupuk rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat sekitar
terhadap organisasi masyarakat yang telah terbentuk. Meskipun hal itu masih langkah
awal dari sebuah program jangka panjang. Sementara Bp. Kuncoro, Ketua kelompok Dusun Sumberdono
merumuskan tujuan kegiatan lanjutan di dusunnya untuk memupuk semangat tanggap
bencana masyarakat, meningkatkan ekonomi dan mengurangi resiko bencana. Hal ini mengingat tanggap bencana yang terjadi juga memerlukan dukungan dana.
Di
Dusun Sumbersuko dan Sumberdono akan dilakukan penanaman tanaman keras dan produktif, seperti pohon sirsak dan
nangka. Pohon tersebut memiliki manfaat dalam mengurangi
laju erosi. Selain itu, buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan atau dijual
sehingga memberi manfaat bagi alam maupun masyarakat. Di Dusun Kapasan,
penanaman jahe untuk mendukung kegiatan organisasi masyarakat
yang telah dibentuk. Pengurus organisasi melibatkan ibu-ibu PKK
sebagai kesempatan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah, serta
memberdayakan kaum perempuan.(ATK/ALW).