14 Januari 2013

Exit Strategy Program PRB Pare

 
Sebagai tindak lanjut program Pengurangan Resiko Bencana, 3 kelompok masyarakat mengadakan program penguatan komunitas melalui rintisan pemberdayaan lahan. Program tersebut menjadi fase exit strategy setelah  mereka mendapat pendampingan dari Karina Posko Pare. Mereka adalah Organisasi Masyarakat Sumber Alam, Dusun Sumbersuko, Desa Asmoro Bangun yang membudidayakan buah sirsat dan Kelompok Masyarakat Relawan Kelud Dusun Kapasan, Desa Gadungan yang menanam jahe merah. Keduanya di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Satu lagi Kelompok Masyarakat Sumberdono, Dusun Sumberdono, Desa Pare yang mengulirkan penanaman pohon nangka hibrida.

Selama ini, Karina Posko Pare telah melakukan serangkaian kegiatan mulai mendampingi dan mengajak warga menyadari bahwa situasi desa mereka yang rawan bencana. Situasi itu memerlukan kesiapsiagaan dari warga. Sampai akhirnya kelompok menyepakati terbentuknya wadah bagi warga yang peduli akan bencana. Mereka yang tergabung dalam organisasi masyarakat, telah mendapatkan aneka pembekalan, seperti: Pelatihan Pertolongan pertama gawat darurat, mendirikan posko, membuat kajian pemetaan, membuat dapur umum, membuat alat peringatan dini, pengenalan kooordinasi posko, koordinasi dengan jejaring Pos Pantau Gunung Kelud dan Dinas Sosial serta melakukan simulasi tanggap darurat bencana.

Dengan dukungan kapasitas tersebut, mereka pun menentukan pengurus dan anggota yang akan berkoordinasi jika terjadi bencana. Selanjutnya mereka akan menularkan kemampuan dalam penanggulangan bencana kepada masyarakat sekitar. Untuk menjaga ketahanan komunitas diperlukan kegiatan lain, yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Kegiatan penanaman pohon atau penghijauan merupakan bentuk yang tepat dan memungkinkan warga tetap saling berkomunikasi, juga dalam hal kebencanaan. Sesuai usulan, kegiatan yang dirancang ialah pemeliharaan alam lingkungan sekitar, yang memberi hasil ekologis dan ekonomis. 

Dalam penjelasan, masyarakat di Dusun Sumbersuko merumuskan penerima manfaat dari kegiatan ini terbagi dalam 2 kelompok, yakni Organisasi Masyarakat  Relawan Kelud ialah 50 orang yang terdiri dari 15 orang anggota organisasi masyarakat dan 35 orang warga simpatisan. Bagi Ketua kelompok, Bp. Subur, mewakili warga, kegiatan menanam jahe, selain untuk menjaga semangat  dan kesiapsiagaan warga juga sebagai pra program meningkatkan kapasitas ekonomi. Dari Dusun Kapasan, Bp Nurcholis selaku Ketua kelompok yang didukung Kepala Dusun Ibu Mulyani, memberi alasan bahwa kegiatan tersebut mempertahankan kesadaran akan bencana yang sudah berjalan. Harapannya masyarakat tetap menjalin hubungan yang saling menguntungkan melalui usaha bersama, dengan sistem bagi hasil. Selain itu, memupuk rasa memiliki  dan tanggung jawab masyarakat sekitar terhadap organisasi masyarakat yang telah terbentuk. Meskipun hal itu masih langkah awal dari sebuah program jangka panjang. Sementara Bp. Kuncoro, Ketua kelompok Dusun Sumberdono merumuskan tujuan kegiatan lanjutan di dusunnya untuk memupuk semangat tanggap bencana masyarakat, meningkatkan ekonomi dan mengurangi resiko bencana. Hal ini mengingat tanggap bencana yang terjadi juga memerlukan dukungan dana.

Di Dusun Sumbersuko dan Sumberdono akan dilakukan penanaman tanaman keras  dan produktif, seperti pohon sirsak dan nangka. Pohon tersebut  memiliki manfaat dalam mengurangi laju erosi. Selain itu, buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan atau dijual sehingga memberi manfaat bagi alam maupun masyarakat. Di Dusun Kapasan, penanaman jahe untuk mendukung kegiatan organisasi masyarakat yang telah dibentuk. Pengurus organisasi melibatkan ibu-ibu PKK sebagai kesempatan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah, serta memberdayakan kaum perempuan.(ATK/ALW).