12 Desember 2012

Konsolidasi 15 Paroki Rawan Bencana

 
Wilayah Keuskupan Surabaya memiliki lokasi yang beberapa di antaranya rawan bencana. Beberapa wilayah itu ialah, Cepu, Bojonegoro, Lamongan dan Tuban (Kevikepan Cepu); Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Nganjuk (Keviekpan Madiun); Trenggalek, Blitar dan Wlingi (Kevikepan Blitar); Mojokerto, Pare, Kediri (Kevikepan Kediri).

Berdasarkan hasil visitasi ke paroki-paroki, diperlukan pemahaman dan kapasitas para pengurus serta relawan berkaitan dengan bencana. Hal ini akan dijawab dengan pelatihan di Keuskupan Surabaya yang melibatkan pengurus seksi sosial paroki dan para relawan yang selama ini mewakili paroki dalam menangani bencana. Pembelajaran bersama tentang pemahaman dasar, koordinasi penanganan bencana dan simulasi tanggap darurat merupakan materi penting bagi jaringan tanggap darurat Keuskupan Surabaya.

Berdasarkan diskusi ER Learning Forum di Bandung awal Oktober 2012 lalu diperlukan kehadiran relawan yang memiliki kapasitas memadai di kawasan rawan bencana. Maka perlu ada kegiatan pembelajaran bersama yang melibatkan koordinator lapangan seperti pengurus seksi sosial dan relawan tanggap darurat di tingkat paroki dan kevikepan. Kegiatan Penguatan Kapasitas Tanggap Darurat dan Kesiapsiagaan akan diadakan di UTC, Trawas 18-120 Januari 2013.

Secara umum, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas Tim tanggap darurat dan kesiapsiagaan Karina Keuskupan Surabaya, kevikepan dan paroki dalam manajemen tanggap darurat. Fokus pembelajaran mengacu pada sektor-sektor teknis yang sudah dikembangkan oleh dan dikontekstualisasikan oleh jaringan Caritas .

Secara khusus, membangun kekompakan Tim tanggap darurat Karina Keuskupan Surabaya. Kedua, meningkatkan pemahaman pengurus seksi sosial paroki dan relawan tanggap darurat berkaitan pemahaman dasar kebencanaan, mekanisme koordinasi penanganan bencana dan simulasi tanggap darurat bencana. Ketiga, memiliki pemahaman bersama  tentang jalur koordinasi antar Tim tanggap darurat di paroki, kevikepan dan keuskupan serta Karina nasional.

Sasaran kegiatan ini ialah orang dari setiap paroki, terdiri dari 1 orang seksi soslal paroki dan 2 orang relawan yang seluruhnya berjumlah 48 orang. Selain itu didukung 10 pengurus dan 3 fasilitator dari Karina KWI dan CRS.

Kegiatan ini harapannya menumbuhkan kesadaran dan semangat belarasa dalam koordinasi Tanggap darurat dengan berbela rasa, sebagaimana tercantum dalam Ajaran Sosial Gereja. Konkretnya, ada kontak person dan tim yang memiliki tugas menangani bencana di tingkat  paroki dan  kevikepan dengan pemahaman tentang bencana. Kegiatan ini juga memperkuat jalinan relasi personal antar aktivis jaringan Karina Keuskupan Surabaya terutama dalam merancang kegiatan lanjutan di tingkat kevikepan. Karena itu, peserta akan dibekali koordinasi Tanggap darurat Karina dalam format teknis, yang dapat dipakai ketika terjadi bencana. (ALW)