18 September 2012

Jawa Timur Mempunyai Rescue Training Center

 

Pada hari Selasa 18 September 2012, PT. HM. Sampoerna, Tbk meluncurkan Sampoerna Rescue Training Center (SRTC). Di lokasi Desa Ngadimulyo, Kec. Sukorejo, Kab. Pasuruan, bersebelahan dengan Sampoerna Entrepreneurship Center, hadir pejabat Pemerintah Propinsi Jawa Timur, BNPB, BPBD, dunia usaha, organisasi relawan dan pemangku kepentingan peduli bencana.
 
Mr Paul Janelle, Presiden Direktur PT. HM. Sampoerna, Tbk menyebutkan bangga dengan persembahan SRTC di ulang tahun ke 10 Sampoerna Rescue. Pendirian SRTC tersebut merupakan buah dari pengalaman dalam memfasilitasi pelatihan tanggap darurat dan upaya penanggulangan bencana di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Ia mengingatkan bahwa Indoensia dengan segala keindahan alam merupakan wilayah yang rawan bencana.
 
Sementara Drs H Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan bahwa keberadaan SRTC bisa menjadi tempat pembelajaran tanggap darurat bencana. Sangat tepat jika lokasinya di Jatim, karena wilayah ini rawan terjadi bencana. Di Jatim  ada 7 gunung berapi aktif, 2 sungai besar serta berada di jalur lintas selatan lempengan benua yang rawan menimbulkan bencana. Karena itu, SRTC diharapkan tidak hanya menjadi lokasi pelatihan tetapi mengajarkan tentang kesiapsiagaan dan koordinasi dalam menghadapi bencana. Karena dalam situasi bencana perlu satu komando, satu kehendak dan satu kesatuan, sehingga tidak tumpang tindih, dalam koordinasi dengan BNPB dan BPBD.
 
Dalam sambuatnnya Syamsul Maarif, selaku Ketua BNPB menyebutkan saat ini di Indonesia bertambah lagi lokasi Rescue Training Center, setelah sebelumnya ada di Sentul untuk wilayah bagian Barat. Ia merekomendasikan kepada Ketua BPBD Jatim untuk memanfaatkan SRTC dalam rangka penguatan kapasitas relawan.
 
Kepedulian PT. HM. Sampoerna, Tbk merupakan bentuk konkret tentang apa yang sudah dicanangkan dalam Plaform Nasional  Pengurangan Resiko Bencana (Planas PRB). Di mana kepedulian terhadap bencana hendaknya melibatkan pemerintah, masyarakat dan  dunia usaha. Selama ini BNPB juga melakukan PRB meskipun masih ada kerancuan pemahaman antara PRB dengan development. Justru PRB perlu dilakukan di wilayah yang rentan atau rawan bencana sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 24 Tahun 2007. Mengutip hasil penelitian PRB di California, ia mengatakan terbukti bahwa investasi 1 USD mampu mengurangi kerugian bencana sampai 4 USD.
 
SRTC dibangun di lahan seluas 3,5 hektar. Di lokasi tersebut terdapat menara peraga setinggi 18 meter untuk pelatihan teknik penyelamatan dasar seperti panjat tebing, menuruni bukit curam serta flying fox untuk latihan evakuasi korban penyelamatan di area tebing dan seberang sungai. Di sebelahnya ada bendungan berukuran 50 x 70 meter untuk simulasi penyelamatan banjir dan bawah air. Di sisi lain terdapat barak, tenda dan hall untuk kelas pelatihan. Keberadaan SRTC melengkapi fasilitas yang telah dimiliki Sampoerna Rescue, seperti perahu karet, mobil ambulan, mobil penjernih air, pemadam kebakaran, helikopter serta tenda lapangan dan medis.
 
Sampoerna Rescue akan menggunakan SRTC untuk melatih anggota tim baru dalam rangka lebih mengoptimalkan kinerja. Selama ini mereka terdiri atas relawan eksternal ialah 40 relawan, 10 relawan media dan sekitar 400 karyawan relawan di 10 kantor regional Sampoerna di seluruh Indonesia. Mereka merupakan anggota dari Sampoerna Volulenteers Club (SVC). Mereka memiliki pengalaman mengevakuasi dan menyediakan bantuan medis kepada sekitar 66 ribu korban serta bantuan logistik melalui darat, laut, dan udara kepada korban bencana di 45 lokasi di Indonesia. Kelak, kalangan masyarakat umum, mahasiswa, pemerintah, LSM atau perusahaan lain dapat mendaftar untuk memanfaatkan lokasi dan mempelajari teknik penyelamatan.