Bertempat di kawasan wisata Desa Grape, Kec. Wungu, Kab. Madiun telah dilaksanakan Pelatihan Jaringan Tanggap Darurat II (Jartadar) Se-Kevikepan Madiun dan Cepu. Pelatihan yang difokuskan pada pengenalan Siklus Proyek Tanggap Darurat. Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari sejak 7-9 September 2012. Peserta pelatihan terdiri dari utusan Seksi Sosial Paroki dan mitra kerja Posko Madiun, ialah BPBD Kabupaten dan Kota Madiun.
Pelatihan dikemas dengan metode ceramah, sharing dan simulasi. Acara ini mendapat perhatian yang baik dari peserta. Walaupun tidak semua paroki mengirim utuasan, peserta merasa mendapatkan wawasan baru berkenaan dengan kegiatan kebencanaan. Jika selama ini keterlibatan Seksi Sosial lebih pada keterlibatan spontan, maka peserta dibekali dengan aneka alat bantu yang memungkinkan kegiatan tanggap darurat lebih terkoordinir. Peserta mengenal pengkajian, metode dan perencanaan, analisa data, laporan situasi, merancang operasi tanggap darurat, memahami fungsi monitoring dan evaluasi serta membuat laporan.
Pelatihan dikemas dengan metode ceramah, sharing dan simulasi. Acara ini mendapat perhatian yang baik dari peserta. Walaupun tidak semua paroki mengirim utuasan, peserta merasa mendapatkan wawasan baru berkenaan dengan kegiatan kebencanaan. Jika selama ini keterlibatan Seksi Sosial lebih pada keterlibatan spontan, maka peserta dibekali dengan aneka alat bantu yang memungkinkan kegiatan tanggap darurat lebih terkoordinir. Peserta mengenal pengkajian, metode dan perencanaan, analisa data, laporan situasi, merancang operasi tanggap darurat, memahami fungsi monitoring dan evaluasi serta membuat laporan.
Selain itu peserta juga dikenalkan dengan Kode Etik Pekerja Kemanusiaan. Dengan demikian, peserta memahami secara utuh pola sikap dan tindakan ketika terlibat dalam kegiatan kemanusiaan. Karena jiwa bela rasa memerlukan niat baik sekaligus cara yang baik pula.
Melalui kegiatan Jatadar II ini diharapkan peserta membentuk tim relawan tanggap darurat yang memiliki pengetahuan dan mampu melakukan respon tanggap darurat di tingkat paroki. Mereka diharapkan mengenal daerah rawan bencana di wilayah masing-masing, mengetahui alur proses tanggap darurat dan melakukan sesuai prosedur standard.
Setelah mereka kembali, peserta perlu melakukan koordinasi dengan Seksi Sosial Paroki agar meneruskan materi kepada umat. Sehingga respon tanggap darurat di tingkat Paroki tidak sporadis, melainkan melalui prosedur standard.
Kegiatan Jatadar II, merupakan kegiatan rutin Karina Surabaya. Jatadar I diadakan pada tahun 2007 Se-Keuskupan di lokasi yang sama. Saat itu, peserta dari paroki-paroki mendapatkan pembekalan tentang pertolongan pertama, penyelamatan di air dan darat dan pengenalan Karina, relawan serta spiritualitas. Berbeda dengan Jatadar I, kali ini peserta fokus pada respon tanggap darurat. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Karina Surabaya dalam kunjungan ke beberapa paroki rawan bencana, pelatihan Manajemen Siklus Proyek serta pelatihan keuangan yang akan diadakan bulan Oktober 2007 nanti. Semua diadakan demi memantapkan bela rasa. (Andre Yuris, Subdiv Infokom, Karina Surabaya)