07 Juni 2013

Belajar Terus Credit Union

 
Gregorius, adalah salah satu pengurus CU Karya Bersama, Stasi Dorok, Pare, Kediri. Ia menceritakan pengalaman menjadi pengurus CU sebagai berikut. “Ketika mau memulai suatu aksi yang baru, pasti ada berbagai penilain yang berbeda, dari orang di sekitar kita. Kagum, biasa saja atau cuek. Atau bahkan meremehkan dan merendahkan apa yang kita lakukan. Itu pasti terjadi, tak ada yang salah dari penilaian masyarakat. Penilaian yang baik atau yang jelek, itu sudah pasangan”, demikian kata lelaki berusia 37 tahun itu.

Baginya, yang penting ialah bagaimana kita mengolah yang baik menjadi lebih bermanfaat, dan yang tidak enak diubah berangsur-angsur, menjadi baik. Kita pasti kesulitan mengubah pandangan seseorang menjadi sejalan dengan kita. Karena menjadi pengurus CU, pasti banyak sekali tantangan yang dihadapi. Tergantung di mana posisi pengurus itu berada. Di kota berbeda dengan di desa. Mungkin di desa mudah mengumpulkan masa, sementara di kota mudah mengumpulkan uang.

Penilaian yang beragam bisa membuat semangat dan mental kita jatuh dan akhirnya aksi yang telah kita lakukan gagal. Apakah kita mau menjadi orang gagal ? Pasti tidak mau. Inilah yang membuatnya bertahan menjadi pengurus CU di suatu desa kecil, yang masyarakatnya rata-rata berprofesi sebagai petani dan buruh petani, dengan pendapatan kecil. Ia tidak mau menjadi orang gagal dan malu di desa sendiri.

Dari pengalaman yang dialami, banyak sekali manfaat yang berguna untuk bekal sebagai pengurus CU. Maka tidak perlu ragu, apalagi takut menjadi pengurus, walaupun baru sedikit yang dipahami tentang CU. Yang penting mau belajar terus.

Tetapi ada beberapa hal yang sangat berpengaruh besar saat kita menjadi pengurus CU. Misalnya, dipercaya. Akan menjadi hambatan, apabila salah satu pengurus diragukan atau tidak dipercaya oleh masyarakat. Maka jika memilih pengurus, figur seseorang patut dipertimbangkan. Kedua, jujur, merupakan sifat yang harus dimiliki pengurus CU, tidak boleh tidak. Memang kita akan kesulitan mencari orang yang jujur, namun paling tidak pengurus dinilai masyarat tingkat kejujurannya di atas rata-rata. Selain itu bener, apa gunanya jika sudah dipercaya, jujur, disiplin, pinter, inovatif dan punya waktu, tetapi tapi tidak bener. Maka segala kelebihan yang dimiliki menjadi kacau. Rapat pengurus menjadi pengendali dalam mengatasi tindakan yang kurang tepat.

Yang terakhir ialah sukarela, karena di awal pembentukan CU, imbalan materi untuk pengurus CU sangat minim, bahkan mungkin sama sekali tidak ada. Namun jangan khawatir akan hal itu, karena setiap orang yang bekerja akan mendapat upah, dan setiap orang yang menanam akan memetik. "Inilah janji Yesus sendiri", pungkasnya menutup sharing. (GDS/ALW)