08 November 2012

Paroki Cepu Belajar Peduli Lingkungan

 
 
  
Dalam rangka peringatan HUT Paroki St. Wilibrordus, Cepu ke 80, paroki di perbatasan Keuskupan Surabaya itu menyelenggarakan kegiatan belajar bersama umat berkaitan dengan Hari Pangan Sedunia. Sebagaimana diketahui, HPS jatuh pada tanggal, 16 Oktober 2012, sementara HUT paroki baru dirayakan pada 6 November 2012, namun panitia mengaitkan keduanya dalam kegiatan, secara bersamaan.
 
Kegiatan yang diikuti umat secara bergiliran setiap wilayah, terjadi di lokasi Wahana Bhakti Bumi, Mentul Ijo. Selama ini, wahana tersebut menjadi pusat kegiatan, konservasi lingkungan hidup, konservasi tanaman pangan, pemuliaan tanah dan pertanian organik yang terintegrasi. Lokasi yang berada di kawasan gersang bekas sekolah itu justru semakin menghijau sejak dijadikan wahana pengelolaan pertanian terintegrasi. Umat yang terbagi dalam Wilayah I  mengutus 102 orang, wilayah 2 sebanyak 77 orang, wilayah 3 sejumlah 55 orang dan wilayah 4 mengirim sebanyak 27 orang.

Rm. Siprianus Yitno, selaku Pastor paroki dan Moderator Wahana Bhakti Bumi, Mentul Ijo, mengawali paparannya tentang situasi sekarang yang mengalami krisis lingkungan hidup. Masalah ini telah menjadi perhatian dunia dengan adanya pemanasan global. Persoalan tersebut tidak lain karena terjadi kekeliruan dalam diri manusia. Beliau menyebutkan bahwa pemanasan global karena buah dari tindakan manusia yang serakah dan tidak bertanggung jawab terhadap alam ciptaan Tuhan. Contohnya, berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya .

Situasi ini memanggil untuk memberikan perhatian kepada lingkungan hidup di sekitar kita. Beliau mengajak umat sadar, bahwa selayaknya Gereja  hadir dan menjalankan tugas panggilannya. Dasar panggilan dalam menyikapi situasi alam dan lingkungan ialah kesadaran untuk mengelola alam secara bertanggungjawab,  menjaga dan memelihara alam dan sekaligus menjadi sumber kehidupan yang perlu dilestarikan. Kitab Kejadian 1:2 menuliskan bahwa Allah mempercayakan bumi dengan segala isinya kepada manusia. Manusia diciptakan sebagai bagian dari ciptaan yang  diberi tugas untuk menguasai bumi. Sehingga, manusia perlu proaktig dalam memelihara lingkungan.

Selanjutnya, imam kelahiran Kota Reog Ponoroogo itu mengingatkan keberadaan manusia di tengah ciptaan lain memiliki tugas khusus. Manusia diharapkan tetap bekerja untuk menghadirkan kebaikan bersama (bonum commune). Sebagaimana diketahui, alam semesta yang diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai unsur, seperti bumi, tanah, air, udara, tumbuhan, hewan dan manusia. Semua itu diciptakan untuk tujuan yang luhur, yaitu untuk kehidupan. Namun, manusia justru mencemari lingkungan. Penyebab semua ini tak lain egoisme manusia yang mengabaikan kepentingan sesama makhluk, saat ini maupun generasi mendatang. Manusia melakukan pencemaran karena mengejar hal yang serba menguntungkan dirinya sendiri. Sementara itu, sikap berkorban semakin langka. Padahal, pengorbanan merupakan sikap yang perlu dalam kehidupan bersama.

Akibat dari kesewenangan manusia itu, alam kecewa kepada manusia. Kapasitas daya cipta manusia justru digunakan untuk merusak karya Tuhan tersebut. Pembangunan tanpa mematuhi ketentuan dan tidak bersahabat dengan lingkungan, seperti pengundulan hutan, pengelolaan daerah aliran sungai yang tidak tepat, ketiadaan angkutan kota yang handal dan murah, perencanaan kota yang amburadul, sistem ekonomi dan finansial global pun mengabaikan kearifan lokal.

Sebagai pengenalan tindakan nyata yang bisa dilakukan oleh umat, Rm. Yitno memperkenalkan 20 pemikiran dan cara mengurangi dampak kerusakan lingkungan atau yang biasa disebut Hot Issue, Cool Solutions, ialah:

1. Menggunakan lampu hemat energi dan mematikan lampu jika tak dipakai

2. Membayar segala tagihan listrik via online dan hemat penggunaan kertas

3. Mematikan monitor komputer

4. Menolak kantong plastik

5. Menolak styrofoam box

6. Mengurangi pengemasan produk

7. Memulai menggunakan transportasi umum

8. Menggunakan 2 sisi kertas saat fotokopi / print

9. Mematikan kran air jika sudah tak digunakan / bak sudah penuh

10. Menanam pohon sebanyak mungkin

11. Mematikan AC yang rendahnya suhu hingga 25 C

12. Mengajak bersama rekan yang pulang searah

13. Melakukan uji emisi secara kendaraan secara berkala

14. Menggunakan tangga daripada lift

15. Memisahkan jenis sampah

16. Menampung air hujan

17. Menjadi panutan di lingkungan masyarakat atas kepedulian tentang lingkungan

18. Mencari informasi tentang upaya pelestarian lingkungan

19. Tidak meninggalkan sampah

20. Saat menggosok gigi / mencuci muka harap mematikan kran air