25 September 2011

Pengurangan Resiko Bencana untuk Tiga Desa



Kegiatan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di wilayah Pare, dilakukan di Desa Sumberdono, Pare, Kediri, Minggu, 11 September 2011. Kegiatan ini merupakan lanjutan sejak Februari 2009, ketika tiga desa terdampak aliran lahar dingin Gunung Kelud. Kehadiran relawan Karina Posko Pare telah membuka peluang kerjasama. Komunikasi intensif berujung pada keinginan warga mengadakan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan menghadapi bencana.

Peserta yang hadir merupakan wakil masyarakat dari Desa Sumbersuko, Gadungan dan Sumberdono. Pukul 17.30 acara dimulai dengan perkenalan wakil warga dan tim Karina Posko Pare. Acara pelatihan berhenti sejenak, memberi kesempatan warga yang mengadakan sholat Maghrib di sebuah mushola. Menarik sekali, mushola tersebut dibangun warga dari pasir yang mengalir bersama lahar Gunung Kelud. Setelah sholat, warga kembali mengikuti pelatihan. Antusiasme warga cukup baik. Para relawan yang menjadi penanggungjawab kegiatan pun berperan maksimal.

Sehari sebelumnya, para relawan fasilitator mempelajari materi Pengurangan Resiko Bencana bersama-sama. Mereka berbagi dalam micro teaching, di aula Paroki. Sdr. Budi menyampaikan materi tentang bencana secara umum. Sdr. Yunus menyampaikan masalah ancaman, Sdr. Ari menyampaikan tema kerentanan, Sdr. Eva mengulas kapasitas-kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi bencana, dan Sdr. Dodo mengajak peserta masuk dalam diskusi kelompok, membahas pohon ancaman.

Para peserta diajak untuk mengetahui situasi nyata, ketika terjadi letusan dan aliran lahar Gunung Kelud. Warga antusias memberikan tanggapan, pertanyaan, sekaligus mensharingkan pengalaman ketika terjadi bencana. Mereka sepakat untuk membentuk tim kerja penanganan bencana. Selanjutnya di masing-masing Desa Sumbersuko, Gadung dan Sumberdono membentuk tim yang secara khusus setiap anggotanya memiliki tugas. Pada bagian akhir, para peserta membangun niat bersama, mengajak warga lain membuat dan mengenali peta rawan bencana serta mengikuti beberapa paket pelatihan. Tujuannya agar komunitas di Desa Sumbersuko, Gadungan dan Sumberdono memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk mengurangi resiko bencana.

Peningkatan kapasitas tersebut akan dilanjutkan dengan program pendampingan dari fasiltator Posko Pare. Mereka telah menyiapkan paket-paket pendampingan selama satu tahun ke depan. Harapannya, ada komunitas solid yang berupaya membangun kesadaran bersama tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Ada pula rancangan jalinan komunikasi antar tokoh-tokoh masyarakat yang berada di kawasan paling dekat dengan Gunung Kelud, hingga tokoh masyarakat yang paling jauh, yang juga mengalami dampak lahar Gunung Kelud. Komunikasi dan koordinasi ini menjadi salah satu bentuk kekuatan warga dalam mengurangi resiko bencana.

Setelah pelatihan, anggota Posko Pare mengadakan evaluasi bersama di posko. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana para relawan fasilitator berperan dengan melihat interaksi bersama warga, selama kegiatan berlangsung. Bp. Kuncoro selaku Ketua RT di Desa Sumberdono menanggapi positif kegiatan tersebut dan akan mensosialisasikan informasi yang diperoleh kepada seluruh warga di wilayahnya.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas warga dalam PRB, tetapi meningkatkan kapasitas relawan atau fasilitator. Bp. Edi Loke, selaku Program Koordinator, mengawal kegiatan ini. Juga relawan Karina Keuskupan Surabaya yang telah mendapatkan aneka peningkatan kapasitas, melalui pelatihan-pelatihan oleh Karina KWI, terlibat mendukung rangkaian pelaksanaan kegiatan. Semua tidak lain agar, relawan lokal semakin berdaya dan sanggup mendampingi kelompok masyarakat wilayahnya, secara mandiri. Kelak penguatan komunitas di Pare dan Madiun akan dikembangkan di tempat lain, yang juga rawan bencana.