01 Oktober 2010

Pupuk Cair Organik Dari Gondang Tapen


Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair Organik di Stasi Gondang Tapen, Blitar diadakan pada 18 September 2010. Sebanyak 80 peserta yang sebagian besar kaum petani di sekitar stasi menghadiri kegiatan tersebut. Pelatihan dimulai tepat pukul 13.30 WIB. Setelah mendengarkan sambutan-sambutan dari Tim HPS Kevikepan Blitar serta Kepala Dinas Pertanian Kecamatan acara pelatihan dilaksanakan. Bp. Sitris dari Paroki, St. Willibrordus, Cepu memeragakan alat pembuatan tabung biogas. Peserta antusias sekali. Berhubung alat tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka Tim menyarankan agar membuat percontohan biogas di salah satu stasi dulu, sampai berhasil. Setelah kelihatan hasilnya menyusul stasi lain ikut serta. Setelah diselingi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan praktek membuat pupuk cair organik. Karena pupuk tersebut baru bisa dilihat hasilnya setelah 10 hari tepatnya tanggal 28 September 2010, maka akan ada kegiatan lanjutan. Rencananya pupuk hasil pelatihan tersebut akan dibagikan ke stasi-stasi.

Acara berikutnya peserta diajak belajar membuat pupuk dengan bokashi. Acara ini dipandu oleh Bp. Sumardji yang kebetulan menjadi petugas penyuluh lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian. Beliau didampingi oleh Bp. Jimat dari Stasi Mojorejo. Setelah pelatihan pembuatan pupuk bokashi, peserta menyempatkan diri ngobrol dan berdiskusi di rumah Bp. Singgih di samping Gereja. Tepat pukul 17.00 peserta kembali ke rumah dengan membawa ½ liter pupuk EM 4 yang akan digunakan sebagai media tanam yang akan ditanami benih persembahan dari umat pada Perayaan Ekaristi Hari Paroki St. Yusup, Blitar, tepatnya tanggal 17 Oktober 2010.

Dalam kegiatan tersebut juga dibentuk tim HPS di Kevikepan Blitar yang akan memonitor paroki dan stasi-stasi. Tim ini akan mengawal pupuk hasil pelatihan yang akan digunakan di stasi-stasi apakah dimanfaatkan secara baik dan benar atau tidak. Tim juga akan memberi semangat kepada para petani andalan di stasi-stasi agar tidak jemu-jemu memberi contoh kepada petani dan masyarakat di sekitarnya.

Dalam sambutan penutupan, Bp. FJ. Soewandi sebagai sesepuh Tim Seksos Paroki St. Yusup, Blitar percaya bahwa pelatihan ini akan memberi inspirasi positif kepada para petani. Kelak meskipun subsidi pupuk dicabut dan pupuk menjadi langka, petani tetap bertahan dengan pupuk organik buatannya sendiri. Dan dengan demikian, ketahanan pangan bukan lagi menjadi impian namun nyata sebagai berkat dari Allah Bapa di surga.