01 Desember 2009

Kabar Relawan Keuskupan Surabaya Di Padang (Kloter III)


Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 setengah jam dari Bandara Juanda. Relawan Karina Keuskupan kloter ketiga, Sdr. Mugi Santoso, Sdr. Budi Hartono, Sdr. Stephanus (Paroki St. Mateus, Pare), Sdr. Vincentius Dimas (Paroki St. Stefanus, Tandes) dan Bp. Marcus Hariastono (Paroki Mater Dei, Madiun, Ketua tim) dan Sdr. Budi Hartono akhirnya sampai di Padang. Sesampai di Padang, sebagai awalan mereka diajak berkeliling tempat wisata bersama relawan dari Keuskupan lain, antara lain mengunjungi Jam Gadang di Bukit Tinggi, Ngarai Sianok dan Gua Jepang.

Keesokan harinya, tim dibagi menjadi 2, Mugi, Dimas dan Budi bergabung dengan Joint Response Caritas, sedangkan Bp. Marcus dan Stephanus bergabung dengan tim PSE Keuskupan Padang. Keduanya sama-sama melakukan respon tanggap darurat.

Pagi itu setelah makan dengan nasi goreng, diadakan perkenalan dengan seluruh teman dari berbagai Keuskupan. Pokok bahasan berikutnya, tim PSE membahas pendistribusian dan pembagian tugas menuju Padang Pariaman, Kampung Panas, Korong Kampung Ladang, Nagari Kurai Taji, Kecamatan Nan Sabaris. Bersama tim Keuskupan Padang yaitu, Sovia, Cemong dan Sutrisno, Stefanus dan Bp. Marcus melakukan assesment kedua menemui Wali Korong Bp. Buyung.

Intinya, tim meminta kepastian bersedia tidaknya warga dibantu rekonstruksi, sekaligus pendataan ulang. Hal yang sama dilakukan di Korong Kayu Angik, Nagari Gunung Padang Alai Kecamatan V, Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman. Relawan melakukan pendekatan kepada warga sambil menunggu Wali Korong yang sedang ada keperluan, mereka menikmati minuman di sebuah warung dengan menu khusus teh telur. Tim ini juga bertemu dengan tim 9 yang dikomandani Bp. Joni dan Mbak Veny.

Wali Korong bernama Pak Buyung itu masih tampak muda dan memiliki banyak pengalaman di luar kota dan pulau. Ia memiliki wawasan luas ketika dengan lugas menjelaskan semua pertanyaan dari tim. Datanya, dari 103 rumah, 100 di antaranya rusak berat. Ia menyatakan bersedia dibantu dengan syarat tidak menyinggung masalah agama dan meminta agar semua warga mendapat bantuan tanpa kecuali. Dalam perjalanan pulang, supaya tidak terlalu malam sampai di posko, Ranger Caritas dipacu Bp. Marcus namun masih sempat singgah makan bakso.

Sementara itu Mugi, Dimas dan Budi yang bergabung dengan tim JRC melakukan distribusi bersama Leon (Jakarta) dan Wawan (Semarang). Pertama-tama mereka mengkondisikan tempat distribusi dengan mengumpulkan warga di Surau Kampung Panas. Mereka dipandu oleh Wali Jorong bernama Bp. Gondo. Setelah siap, barang logistik berupa shelter kits, hygiene kits dan tools kits diturunkan untuk 146 rumah warga. Sempat ada sisa paket sebanyak 9 buah, karena data sekunder yang tidak terbawa. Barang sisa itu disimpan di Surau Al-Mukmin. Mereka sempat melewati kampung Pecinan yang mendapat dukungan dari posko PSE, dalam perjalanan pulang, saat malam tiba untuk langsung beristirahat.

Pada 26 November 2009, sehari menjelang Hari Raya Idul Adha, pagi itu diawali dengan sarapan bersama relawan Joint Caritas Response. Kemudian ada briefing untuk pendistribusian ke desa Apar untuk membantu 135 kk dan desa Pinang 215 kk. Relawan Karina Keuskupan Surabaya dibagi dua. Dalam pembagian tim Desa Apar terpilih Budi, Bp. Markus Hariastono, Mugi Santosa, Leon, Angka dan Ridho. Sedangkan untuk Desa Pinang: Dimas, Stefanus, Sr. Laurentia, Heri, Tris, Yuni, Tatik, Aldi dan Alex.

Sampai di lokasi, makan siang telah disiapkan warga di rumah Sdr. Nyayun. Setelah selesai, distribusi dilakukan di lapangan desa tersebut dengan 4 truk yang mengangkut barang bantuan berupa hygiene kits, tools kits dan kitchen sets. Para relawan dibantu warga sekitar yang sangat kooperatif. Sehingga pendistribusian selesai tanpa ada halangan yang berarti. Saat menjelang malam, warga menyediakan makan malam di rumah Sdr. Yuni. Seusai makan berpamitan untuk kembali ke Posko di Padang.

Pada 28 November 2009, pagi hari seluruh relawan Joint Caritas Response mengawali dengan sarapan bersama di belakang posko dengan menu nasi goreng. Setelah itu diadakan briefing yang membahas tiga hal, stock, assesment dan input data. Sdr. Mugi bersama Wawan, Ridwan dan Yunia masuk dalam tim assessment, Bp. Marcus, Budi, Stephanus, Alex, Aldi Ridho dan Sartono dalam tim stock sedangkan Dimas bersama Sr. Laurentia dan Leon di tim input data.

Selanjutnya tim bergerak menuju lokasi assesment di Korong Kubu Padang Manis, Nagari Campago, Kecamatan Koto Kampung Dalam, Kabupaten Pariaman. Tim langsung menemui Wali Korong Campago, Bp. Zal yang kebetulan bekerja di Dinas Pariwisata Pemkab setempat. Tim meneruskan ke Korong Pantamuan, Kecamatan Koto yang ditemui Wakil Wali Korong, Bp. Yaman. Kemudian tim bergerak ke Korong Limpato, Nagari Saih Jaik, Kecamatan Koto, masih di Kabupaten Padang Pariaman. Mereka bertemu Haji Sulaiman,tokoh masyarakat desa Limpato. Demikian pula ketika tiba di Korong Paguh Duku, Nagari Kutai Taji, Kecamatan Nan Sabaris tim disambut Ibu Salmiati kepercayaan Wali Korong. Seusai melakukan assessment, tim kembali ke Padang dan bertemu dengan tim lain yang kemudian bergabung makan di kawasan Pecinan, Kota Padang ketika hampir malam.

Sementara itu tim input data melakukan pendataan yang membutuhkan ketelitian tinggi, karena dalam menghitung data harus cocok antara barang yang telah dikeluarkan gudang dan barang akan didistribusikan. Kali ini tim menginput data Desa Anbacang Gadang, Kampung Surau dan Kampung Tengah. Dalam setiap input data ada saja permsalahan seperti: barang lebih atau kurang, belum ditandai siapa yang sudah mendapat atau data ganda dan lain lain. Menurut Dimas, perlu untuk memeriksa setiap data yang ada dengan melibatkan seluruh anggota tim. Baginya data sangat penting apalagi ini pengalamannya yang pertama.

Lain lagi pengalaman tim stock yang dilakukan Stephanus, Budi dan Bp. Marcus bersama teman lainnya. Tim ini sangat membutuhkan banyak energi dan kondisi prima untuk memindahkan barang dari gudang dan menghitungnya kembali, terlebih kondisi gudang mulai berdebu. Stock gudang mendapat perhatian karena pada 30 November kontrak gudang habis. Meskipun demikian tim sangat kompak dan penuh kerjasama sehingga segera selesai. (Budi Hartono, relawan)