23 September 2008

Setahun Karina Keuskupan Surabaya

Uskup Surabaya melalui Surat Keputusan No. 312/G.113/IX/2007, 28 September 2008 menegaskan bahwa Karina Keuskupan Surabaya secara ex officio ditangani oleh Komisi PSE Keuskupan Surabaya. Sangat tepat karena salah satu karya Komisi PSE sendiri merupakan wujud dari kerasulan sosio-pastoral itu. Terlebih mengingat salah satu keputusan bersama para seksi sosial paroki se Keuskupan Surabaya pada pertemuan tahun 2006 lalu di Puhsarang antara lain mengembangkan kerjasama dalam penanganan bencana.

Baru setahun perjalanan Karina Keuskupan Surabaya, ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan. Dapat dikatakan, Karina Keuskupan Surabaya masih fokus pada upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Beberapa pelatihan diikuti bersamaan dengan upaya Karina KWI meningkatkan kapasitas Karina keuskupan-keuskupan se Indonesia. Misalnya pelatihan Workshop Strategic Planning untuk penguatan kapasitas lembaga dalam perencanaan strategis, Project Cycle Management yang diikuti oleh Bp. Ferdinandus Locke yang bahkan menjadi fasilitator PCM Karina KWI.

Baru dua bulan penguatan kapasitas berjalan, secara kebetulan banjir melanda beberapa paroki di Keuskupan Surabaya. Pada saat itu secara tidak langsung Karina Keuskupan Surabaya menjalani lesson learned dalam menjalankan proyek tanggap darurat (project emergency response).

Awalnya, Karina KWI datang ke Surabaya, duduk bersama dengan Karina Keuskupan Surabaya memfasilitasi dan merancang bersama bantuan tanggap darurat. Peristiwa duduk bersama ini sangat positif, mengingat selama ini pendonor seringkali bertindak sebagai dewa penyelamat yang begitu saja menyerahkan bantuan secara hirarkis, tidak mau tahu bagaimana pengelolaannya dan meminta pokoknya beres. Perencanaan bersama sebuah proyek justru memungkingkan terjadinya komunikasi tentang bagaimana sebaiknya proyek harus berjalan, sesuai dengan maksud pendonor dan selaras dengan kemampuan pelaksana proyek. Proyek tanggap darurat untuk korban banjir di tiga paroki berjalan sejak bulan Maret-April dan pelaporannya telah selesai.

Sementara itu, upaya penguatan kapasitas kelembagaan maupun sumber daya manusia masih terus berjalan. Beberapa pelatihan dan pertemuan yang diikuti ialah, Project Strategic Management tentang manajemen proyek dan Report And Writing proposal yang diikuti Bp. Ferdinandus Locke, Strategic Planning Karina KWI, Disaster Risk Reduction tentang pengurangan resiko bencana berbasis komunitas yang diikuti empat peserta dari Keuskupan Surabaya dan Finance Management dengan Zahir Software yang diikuti Nice Fifthantine. Seluruh biaya perjalanan, akomodasi dan biaya pelatihan ditanggung oleh International Caritas Family maupun Karina KWI.

Pada bulan November, direncanakan Karina Keuskupan Surabaya akan mendapatkan kunjungan dari Karina KWI, Alexis Adam dari Secours Catholique France dan Barbara dari Caritas Italy dalam rangka needs assessment. Kunjungan tersebut selain untuk melihat kelembagaan Karina juga akan mencari bentuk untuk mengambangkan pelayanan kerasulan sosio-pastoral di Keuskupan Surabaya.

Berkenaan dengan penyebarluasan penguatan kapasitas, pada minggu kedua November akan diadakan penguatan jaringan relawan yang mengundang kaum muda perwakilan dari paroki-paroki. Kegiatan pelatihan dan pembentukan jejaring tanggap darurat dilaksanakan di area hutan Wungu, Madiun. Selain itu akan pula diadakan Strategic Planning Karina Keuskupan Surabaya, pelatihan pengurangan resiko bencana yang direncanakan diadakan pada bulan Februari 2009 dan Project Cycle Management. Ini semua dalam rangka peguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang akan memperkuat Karina Keuskupan Surabaya. Sungguh menguntungkan Karina Keuskupan Surabaya memperoleh kesempatan belajar dalam working in Caritas agar tercipta institusi yang terpercaya, transparan, berdaya guna dan berkesinambungan demi pelayanan.

Setelah memperkuat keberadaannya, kelak Karina Keuskupan Surabaya akan fokus pada rencana strategis pelayanan kerasulan sosio pastoral kemanusiaan, menjadi lembaga yang memiliki sumber daya manusia yang tangguh, transparan dan akuntabel dalam keuangan, membangun jejaring dengan mitra dan relawan yang solid, memberikan pendampingan dengan pola pemberdayaan berbasis komunitas (paroki, stasi) dan dukungan dari lembaga donor.

Akhir kata, Karina Keuskupan Surabaya setahun ini sedang mencari bentuk dan jati dirinya. Karina Keuskupan Surabaya merupakan lembaga pelayanan kerasulan sosio-pastoral, yang lebih menjadi menjadi animator dan fasilitator untuk pelayanan kemanusiaan terutama bagi korban bencana, bukan funding agency. Karina Keuskupan Surabaya akan terus melakukan penguatan ke dalam bagi timnya dan ke luar bersama jejaring International Caritas Family. Kelak Karina Keuskupan Surabaya tidak hanya menjadi pelaksana (implementing agency) proyek kemanusiaan, melainkan bekerja bersama sebagai mitra dalam karya pelayanan kerasulan sosio pastoral, semoga.