Pertemuan Komisi PSE dan APP Keuskupan se Regio Jawa berlangsung tanggal 29–30 Januari 2011. Acara yang diadakan di Wisma Samadi Klaten merupakan agenda rutin untuk saling sharing tentang kegiatan Komisi PSE. Setiap Keuskupan membagikan pengalaman dalam menyusun materi APP berdasarkan kerangka dasar yang dikeluarkan oleh Komisi PSE KWI. Kerangka dasar tersebut menjadi pijakan inspirasi untuk yang diterjemahkan dalam bahan pendalaman masa Pra Paskah di Keuskupan masing-masing.
Keuskupan Malang menterjemahkan materi kerangka dasar APP sebagai tahun syukur, bersamaan dengan Keuskupan Malang genap berusia 50 tahun. Kesejatian diri sebagai pribadi dilihat dalam rangkaian syukur atas rahmat panggilan Allah, di mana Yesus ditampilkan sebagai teladan menuju kesejatian hidup. Selain itu, umat diajak untuk melihat dirinya sebagai bagian dari sesama, untuk menemukan diri dalam persahabatan dengan sesama. Memang diakui, saat ini ada sedikit gangguan berkaitan dengan semangat persaudaraan. Namun, di tengah tantangan persaudaraan, umat diajak untuk memiliki harapan. Ketika harapan dipelihara, ada bentuk-bentuk dalam berbagai kelompok masyarakat dalam merajut persaudaraan. Dalam rangkaian ucapan syukur, umat juga diajak menghormati dan memelihara lingkungan. Dasar pijakannya, ungkapan doa yang sangat terkenal, "Allah semesta alam. Bumi memberi kehidupan. Manusia memelihara. Allah memberkati."
Keuskupan Surabaya mengolah materi APP berdasarkan kerangka dasar dari KWI, namun dikemas berdasarkan tema yang ditentukan. Dalam proses pengolahan tersebut, ada 5 elemen yang dijadikan perhatian. Pengolahan materi APP berdasarkan Arah Dasar Keuskupan Surabaya yang terfokus pada persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misoner. Bahan ini disajikan dalam 3 kategori, untuk anak-anak, remaja dan orang dewasa. Para penyusun membuat panduan bagi para pemandu di paroki, wilayah dan lingkungan agar dapat mengimplementasikan dalam pertemuan di tingkat lingkungan.
Keuskupan Purwokerto menjadikan tahun 2011 sebagai tahun syukur. Syukur karena Keuskupan Pruwokerto genap berusia 50 tahun. Bersamaan dengan Uskup Purwokerto telah genap 10 tahun menjadi Uskup. Harapannya, Keuskupan Purwokerto semakin menjadi tanda kehadiran Kerajaan Allah. APP Nasional yang bertema kesejatian hidup dikemas oleh Panitia APP Keuskupan Purwokerto menjadi tema, Semakin Menjadi Tanda Kerajaan Allah. Pada tahun 2011 ini, umat diajak mensyukuri berkat yang diterima sekaligus berefleksi, apakah Gereja Keuskupan Purwokerto sudah menjadi tanda Kerajaan Allah ?
Untuk kategori orang dewasa, umat diajak memahami dan memaknai ucapan syukur. Untuk kaum muda, Gereja Keuskupan Purwokerto mengajak mereka mengenal pribadi, potensi diri untuk berbagi, sehingga mereka menyadari sebagai masa depan Gereja dan mengembangkan potensi diri. Untuk anak-anak, memaknai ucapan syukur lebih karena Yesus mencintai anak-anak. Prosesnya, setiap Dekenat mendapat mandat untuk menyusun materi APP. Romo Deken bertanggungjawab dan Romo Paroki terlibat dan membentuk tim APP Dekanat.
Sementara, Keuskupan Bandung mengikuti tema dasar yang dibuat oleh APP Nasional. Sejak tahun 2010, Keuskupan memiliki tema sendiri namun tetap berdasar kerangka dasar dari APP Nasional. Keuskupan Bandung menangkap esensi kesejatian hidup ada dalam komunitas basis. Kesejatian hidup diharapkan diwujdkan dalam komunitas basis. Materi tersebut ditujukan kepada anak-anak, remaja, orang muda dan orang dewasa dalam pertemuan di tingkat lingkungan. Dalam proses penyusunan, komunitas-komunitas, komisi-komisi dan guru-guru turut dilibatkan. Bahan jalan salib yang disusun, dirancang dalam waktu 4 tahun sesuai dengan periode gerakan di Keuskupan Bandung. Pada bulan Februari 2011, akan ada kegiatan sosialisasi ke paroki-paroki. Harapannya, terbentuk tim yang terdiri dari 3–4 orang untuk mensosialiasikan bahan APP. Selain itu, ada bahan Novena Roh Kudus dan Tuguran. Semua bahan diarahkan agar menggerakkan umat untuk melakukan kegiatan nyata.
Keuskupan Agung Semarang mengangkat tema, Inilah Orang Katolik Sejati. Cita-cita umat didasarkan pada Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang periode 2011–2015. Umat diajak menghadirkan Kerajaaan Allah bagi warga gereja dan masyarakat. Ide dasarnya diambil dari perkataan Yesus terhadap Natanael, “Inilah orang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalam dirinya". Dalam menggapai cita-cita tersebut, umat diarahkan untuk mengenal tanda kekatolikan, menemukan hal yang dibutuhkan untuk membangun diri sebagai orang Katolik sejati, serta merencanakan gerakan sebagai perwujudan diri sebagai orang Katolik sejati. Ada pula gerakan membangun semangat tobat melalui ibadat tobat, ibadat APP dan Aksi Paskah sepanjang tahun. Bahan yang disiapkan berupa bahan pendalaman iman APP dan ibadat Jalan Salib. Bahan tersebut akan diteruskan kepada tim APP di tingkat kevikepan dan paroki. Sebagai tindakan nyata, umat hendaknya membuat pertanggungjawaban dana yang diwujudkan dalam aksi nyata. Sebagaimana terjadi selama ini, di Keuskupan Semarang ada gerakan untuk mendata orang miskin di setiap paroki, dana APP bisa diarahkan kepada mereka. Selain itu, ada kegiatan nyata membantu korban erupsi Merapi. Saat ini ada masih 19 Dusun yang mengalami bencana karena terkubur pasir. Keuskupan Semarang tetap mendukung dan membantu mereka.
Selanjutnya, Keuskupan Bogor menyusun materi APP dengan fokus pada keluarga. Yang menjadi pokok pikiran adalah bagaimana peranan kaum muda dalam keluarga. Dalam proses penyusunan tetap mempertimbangkan kelompok umat seperti anak-anak, remaja (SMP, SMA), orang muda Katolik dan orang dewasa. Tim APP Keuskupan melibatkan masing-masing pihak dan komisi yang membidangi kelompok usia tersebut. Selanjutnya akan diadakan sosialisasi bahan APP di setiap paroki, wilayah, lingkungan dan sekolah. Pasca APP, dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan karitatif dan pemberdayaan. Bahkan ada keputusan di tingkat Keuskupan Bogor bahwa dana APP tidak diberikan kepada kelompok umat yang mengadakan kegiatan retret atau rekoleksi. Dana APP secara nyata digunakan untuk mendukung kegiatan berkaitan dengan Hari Pangan Sedunia. Saat ini, umat di Keuskupan Bogor dihimbau untuk melibatkan diri dalam gerakan membudidayakan berbagai jenis pangan lokal seperti, uwi yang tahan di segala musim.
Tema APP Keuskupan Agung Jakarta tahun 2011, merupakan bagian dari rangkaian tema umum periode 2011–2014. Ide dasar periode tersebut, Mari Bekerjasama Melawan Kemiskinan. Untuk tema APP 2011 ialah, Mari Berbagi. Tema ini bagian dari upaya membangun kerjasama melawan kemiskinan. Harapannya, tema sampai pada perwujudan kepedulian di meja makan atau “perjamuan”, sebagai tanda perhatian kepada orang yang lapar. Dengan kata lain, membawa orang yang berliturgi sampai pada kehendak berbagi dengan mereka yang berkekurangan. Spiritualitas yang dipakai, spiritualitas inkarnatoris. Artinya, mengosongkan diri, seperti orang kecil dan melakukan berbagai kegiatan nyata menolong orang miskin. Seluruh dana APP pun ditujukan kepada orang miskin, untuk kebutuhan pangan, beasiswa, kesehatan dan bantuan pemberdayaan. Selain itu ada juga kegiatan "Ayo Sekolah" yang tidak hanya membantu namun mempertemukan donatur dengan anak yang dibiayai pendidikannya. Mereka diajak untuk membangun kerjasama. Di antara mereka ada anak pemulung, anak tukang cuci yang dibantu biaya kuliah. Seluruh orientasi gerak pastoral di Keuskupan Agung Jakarta berpijak pada ide pokok, Mari Berbagi. Ketika ada aksi atau kegiatan berbagi dengan sesama, di sana terdapat perwujudan diri sejati.
Rencana PSE Regio Jawa
Para Ketua Komisi PSE Regio Jawa juga merancang kegiatan bersama. Kegiatan yang disepakati ialah mengadakan kunjungan dan pembelajaran di KKPT dan Lembah Hijau. Acara ini merupakan kesempatan belajar tentang pengembangan pertanian lestari. Kegiatan ini direncanakan pada tanggal, 8–10 Juli 2011, Rm. Siprianus Yitno dari Keuskupan Surabaya, Rm. Teguh dari Keuskupan Purwokerto dan Bp. Lilik dari Keuskupan Bandung menjadi steering committee sedangkan Keuskupan Semarang yang diketuai oleh Rm. Luhur Prihadi dan Lies menjadi organizing committee.