11 Maret 2013

Pelatihan Menulis Aktivis PSE Regio Jawa

 
Selama 2 hari, tepatnya 8-9 Maret 2013, Komisi PSE Regio Jawa mengadakan Pelatihan menulis. Acara yang diadakan di Pastoran Sanjaya Muntilan, Jawa Tengah tersebut diikuti para aktivis PSE dari 7 Keuskupan. Para peserta mendapatkan materi kemampuan menulis fakta, feature dan opini agar mendukung karya kerasulan PSE.
 
Bp. Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S. Kom, MM selaku fasilitator kegiatan mengatakan, menulis memang tidak mudah namun perlu dicoba. Ia mengisahkan ketika pertama kali menulis untuk memenuhi tuntutan pekerjaan sebagai dosen. Saat itu dekan di fakultas tempat mengajar meminta semua dosen menulis. Budi menjawab tidak bisa dan tidak punya bakat. Sang dekan berjanji akan membantu dan mendorongnya menulis apa adanya.
 
Setelah menyelesaikan tulisan, dekan menyuruhnya mengirimkan ke Harian Bernas. Hasilnya, tulisan pertama itu ditolak. Ia sempat merasa kecewa. Tetapi tidak lama kemudian, ia justru ingin memperbaiki tulisan yang dicoret-coret oleh redaksi surat kabar. Sekali lagi Budi mengirimkan, kali ini tulisannya dimuat di koran. Sejak saat itu, Budi terus menulis. Sampai sekarang Budi telah menyelesaikan 122 buku, 1233 artikel dan 744 berita. Budi menceritakan pengalaman tersebut kepada para peserta agar para peserta termotivasi untuk menulis. Lewat tulisan, seseorang bisa membagikan pengalaman yang tidak dialami orang lain, termasuk pengalaman dalam karya kerasulan PSE.
 
Agung, peserta dari Keuskupan Purwokerto mengaku sudah memiliki asumsi sebelum mengikuti pelatihan. Ia mengira pelatihan jurnalistik akan membosankan. Namun ketika mendengar kisah pembicara, ia justru merasa terdorong untuk menulis. Sementara, Andri peserta dari Keuskupan Surabaya mengaku akan membuat tulisan dan akan memuat dalam blog.
 
Pelatihan menulis tersebut sebenarnya diadakan untuk mengisi majalah Komisi PSE KWI, Sadhana. Majalah tersebut selalu mengalami kekurangan berita dan artikel setiap kali terbit. Harapannya, setelah diadakan pelatihan, semakin banyak aktivis PSE yang menulis untuk membagikan pengalaman di lokasi pastoral masing-masing. Dengan demikian, karya dan pengalaman PSE diwartakan sampai ke ujung dunia sebagai kabar gembira (ALW).