Bp. Hilarius Sunardi (55) adalah seorang petani. Ia warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Suatu saat istrinya menderita sakit maag akut. Ia mengorbankan banyak materi demi kesembuhan sang istri. Ia bahkan sampai menjual ternak dan sebagian tanahnya. Saat mengalami kesulitan itulah, ia memutuskan untuk melakukan puasa. Ia berpuasa untuk meminta petunjuk dari Tuhan demi mendapatkan kebaikan bagi kehidupan keluarga yang sedang mengalami kesulitan.
Dalam menjalani puasa itu, Sunardi mendapat mimpi. Ia didatangi oleh sosok Ratu yang bersinar kilau-kemilau. Ratu itu mengatakan supaya ia mentaati 10 Perintah Allah. Ratu itu juga memberikan sebuah piring yang sangat bersih. Setelah peristiwa itu, Sunardi menulis 10 Perintah Allah pada kertas dan ditempelkan di dinding rumahnya yang sederhana. Tulisan itu dalam Bahasa Jawa. Sejak saat itu, setiap melakukan kegiatan, ia dan seluruh anggota keluarga selalu melihat tulisan itu dan mengingat terus untuk dilakukan. Akan tetapi ada yang masih menganjal, ialah maksud mimpi tentang piring yang sangat bersih itu. Ia belum mengetahui maknanya.
Selama bertahun-tahun, Sunardi diajak oleh rekan-rekannya sesama petani untuk bergabung dalam Kelompok Tani Mulya. Ia mendengar, dengan menjadi anggota, ia akan mendapatkan modal untuk mengusahakan pertanian. Ia juga mendengar bahwa kelompok akan mengdakan pembelajaran bertani organik. Saat itu ia tidak begitu antusias.
Ia memang mendapat pinjaman modal untuk membeli ternak. Tetapi lama-kelamaan yang menarik baginya adalah pertanian organik. Pelatihan pertanian organik setiap bulan diikuti dengan sungguh-sungguh. Ia mendapatkan penjelasan bahwa dengan melakukan tani organik, ia dapat memuliakan ciptaan Tuhan. Tuhan dimuliakan lewat pengelolaan tanah tanpa memakai pupuk kimia dan pestisida kimia. Selain itu ia memuliakan Tuhan dengan menghasilkan pangan organik yang sehat bagi siapapun yang memakan beras organik. Maka, ia mulai membuat pupuk kompos dan obat hama tanaman padi dari bahan organik. Ia mempraktekkan pertanian organik tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali.
Saat ini ia sudah tiga kali menanam padi secara organik. Hasil panen yang diperolehnya naik. Semula ia mendapatkan hasil panen 4 kuintal. Sekarang ia mendapatkan hasil lebih banyak, menjadi 4,7 kuintal. Hasil panen itu merupakan hasil panen terbaik di desanya. Bahkan ketika terjadi serangan hama wereng pada musim tanam lalu, tanaman padinya tidak mengalami masalah. Ia memenuhi lumbungnya dengan hasil panen. Ia juga menjual beras organik yang masih ada kepada orang lain, ketika ada orang yang menginginkan hasil panenannya. Keluarganya juga menikmati hasil panen beras sehat itu. Sunardi merenung, mungkin inilah yang dimaksud dengan piring yang bersih, sebagaimana pernah muncul dalam mimpinya. Ia menyediakan hasil pangan yang bersih dan sehat pada piring yang sederhana.
Kini Bp. Hilarius Sunardi dan rekan-rekan petani di Kelompok Tani Mulyo, menawarkan beras organik kepada siapapun. Semoga berkat Tuhan yang diterima Bp. Sunardi, berupa beras hasil pangan sehat itu juga dirasakan oleh banyak orang. Semoga berkatNya melimpah untuk siapapun. (Sdr. Antonius Nurdianto).