Di Desa Tanjungsari, Kecamatan
Jogopuro, kelompok umatnya semakin sedikit. Setelah lulus SMA atau sederajat, banyak
warga pergi ke kota besar atau ke luar negeri, mencari upah yang tinggi.
Simon anak Mbah Joyo juga pergi merantau. Namun setelah dipikir
sekian lama, upah yang diterima tidak sebanding dengan kebutuhan yang dikeluarkan.
Maka ia ingin kembali ke desa. Tetapi bingung akan berbuat apa. Padahal sawah
yang dikelola baru bisa dinikmati hasilnya tiga bulan lagi.
Suatu saat, ada acara motivasi
tentang kewirausahan, yang diselenggarakan oleh Komisi PSE Kevikepan.
Kesempatan itu tidak disia-siakan. Ternyata acara tersebut cocok untuk dirinya
yang ingin berwirausaha.
Motivator dari Unika Widya
Mandala Surabaya mengajak untuk mengubah pola pikir orang muda, tidak harus
mejadi pegawai negeri atau perusahaan swasta. Karena berwirausaha bukan lagi
warga kelas dua, tetapi justru menjadi kelompok pemberani. Wira berarti berani
menanggung resiko yang menjadi pelaku usaha, pengambil keputusan, bukan orang
yang diperintah. Ia mendengarkan ceritera pengalaman wirausahawan muda yang
berangkat dari nol dan berhasil. Usaha yang digeluti sederhana, yang penting
semangat dan mampu membaca peluang. Selain itu ada bantuan dana usaha mikro dari
Komisi PSE yang dapat dimanfaatkan.
Sepulang pertemuan, Simon
tergugah mewujudkan mimpi dengan usaha ternak burung parkit. Berdasarkan
pengamatan, berternak burung parkit tidak terlalu rumit, terutama dalam
perawatan. Ada pula jaringan pemasok bibit, sampai dengan pemasaran.
Setelah beberapa bulan, ternak
parkit Simon membawa hasil. Pada puncak keberhasilannya ia mendapat kunjungan
dari pengurus PSE Paroki. Namun karena flu burung, usahanya tinggal kenangan. Jiwa
kewirausahwan Simon tidak pupus. Saat tanaman hias menjadi trend, Simon ikut
memelihara. Namun bisnis itu berakhir karena tidak laku lagi. Untunglah
pinjaman bergulir ke Seksi PSE Paroki sudah lunas.
Dengan sisa dana yang ada Simon belajar berternak lele, membibitkan dan menjual bibit. Karena keuletan, usaha ini berhasil. Dalam perkembangan usaha, muncul usaha yang menarik minat, ialah berternak burung dengan nilai jual tinggi yaitu Love Bird. Berkenaan dengan modal, Simon tidak lagi mengajukan pinjaman dari Komisi PSE, tetapi ke meminjam di Credit Union yang dirintis Seksi PSE Paroki.
Ia merasa beruntung ada Credit Union dan menjadi anggota. Selain pinjaman modal dengan bunga ringan, ia merasa diberdayakan karena mengikuti pendidikan anggota seperti, pelatihan pengelolaan keuangan, perencanaan ekonomi rumah tangga atau pelatihan wirausaha. Itu semua membuat Simon lancar mengembalikan pinjaman, bahkan tabungannya bertambah. Kini populasi burung makin banyak. Para pembeli senang karena ada banyak pilihan dan tentu saja pendapatannya berlipat ganda. (diceritakan kembali oleh: Bp. Bambang Gunadi, Tim CU).
Dengan sisa dana yang ada Simon belajar berternak lele, membibitkan dan menjual bibit. Karena keuletan, usaha ini berhasil. Dalam perkembangan usaha, muncul usaha yang menarik minat, ialah berternak burung dengan nilai jual tinggi yaitu Love Bird. Berkenaan dengan modal, Simon tidak lagi mengajukan pinjaman dari Komisi PSE, tetapi ke meminjam di Credit Union yang dirintis Seksi PSE Paroki.
Ia merasa beruntung ada Credit Union dan menjadi anggota. Selain pinjaman modal dengan bunga ringan, ia merasa diberdayakan karena mengikuti pendidikan anggota seperti, pelatihan pengelolaan keuangan, perencanaan ekonomi rumah tangga atau pelatihan wirausaha. Itu semua membuat Simon lancar mengembalikan pinjaman, bahkan tabungannya bertambah. Kini populasi burung makin banyak. Para pembeli senang karena ada banyak pilihan dan tentu saja pendapatannya berlipat ganda. (diceritakan kembali oleh: Bp. Bambang Gunadi, Tim CU).